Inflasi Lampung Januari 2024: 3,28% (yoy), Deflasi 0,19% (mtm)

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mengumumkan inflasi year-on-year (yoy) gabungan empat Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung pada Januari 2024 sebesar 3,28%. Sementara itu, inflasi month-to-month (mtm) pada Januari 2024 tercatat mengalami deflasi sebesar -0,19%. Deflasi serupa juga terjadi pada inflasi year-to-date (ytd) dengan angka -0,19%.

Perubahan Tahun Dasar dan Perluasan Cakupan Wilayah

Kepala BPS Provinsi Lampung, Atas Parlindungan Lubis, dalam rilis resmi yang digelar secara daring pada Kamis (1/2/2024), menjelaskan bahwa perhitungan angka inflasi kali ini menggunakan Tahun Dasar baru berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2022, sehingga mulai Februari 2024 BPS menggunakan Tahun Dasar 2022=100.

"Sebelumnya, BPS Provinsi Lampung mengukur inflasi dari gabungan dua kota, yaitu Bandar Lampung dan Metro, dengan Tahun Dasar 2018=100. Mulai awal tahun ini, kami menambahkan dua daerah survei inflasi baru, yaitu Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Mesuji," ujar Atas.

Inflasi yoy dan Penyebabnya

Pada Januari 2024, terjadi inflasi (yoy) Provinsi Lampung sebesar 3,28% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,55. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Lampung Timur sebesar 5,39% dengan IHK sebesar 109,05 dan terendah terjadi di Kota Metro sebesar 1,99% dengan IHK sebesar 104,52.

Inflasi (yoy) terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks (inflasi) kelompok pengeluaran, dengan kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi tertinggi, yaitu 7,49%.

Deflasi (mtm) dan (ytd) dan Penyebabnya

Sementara itu, tingkat inflasi (mtm) dan (ytd) Provinsi Lampung bulan Januari 2024 mengalami penurunan indeks (deflasi) masing-masing sebesar 0,19%.

Deflasi (mtm) pada Januari 2024 salah satunya disebabkan oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, dengan tingkat andil deflasi sebesar -0,21%.

Komoditas utama penyumbang deflasi pada kelompok ini antara lain:

Cabai merah (-0,136%), Cabai rawit (-0,086%), Daging ayam ras (-0,064%), Telur ayam ras (-0,026%), Ikan kembung (-0,023%).