Sabtu (6/8), Kepala BPS Provinsi Lampung, Endang Retno Sri Subiyandani (Yani), mengisi materi dalam Seminar dan Rapat Kerja Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Lampung di Bukit Randu Hotel & Resto Bandar Lampung. Dalam seminar yang mengambil tema Kemandirian Pangan dan Ancaman Inflasi di Tengah Upaya Pemulihan Ekonomi ini Yani merinci tentang kondisi ekonomi Lampung.
Sebelum pandemi Covid-19 (Q1 s.d. Q4 2019) pertumbuhan ekonomi Lampung Triwulanan (y-on-y) berada pada kisaran 4,74 s.d. 6,48 persen, sedangkan pada masa pandemi (Q1 2020 s.d. Q2 2022), laju pertumbuhan berada pada kisaran -3,59 s.d. 5,22 persen. Selanjutnya, angka kemiskinan Maret 2022 mengalami penurunan dibandingkan September 2021, dari 11,67 persen menjadi 11,57 persen atau turun 0,10 poin.
Dalam bidang ketahanan pangan, konsumsi beras penduduk Lampung Maret 2021 sebesar 6.78 kg/bulan, sedangkan produksi padi 2021 sebesar 2,49 Juta Ton (GKG).
Sedangkan inflasi Lampung, sejak Maret 2020, secara y-on-y, pada interval 1,29 s.d. 5,61 persen. Inflasi terendah terjadi pada Agustus 2021 dan Februari 2022 serta tertinggi pada Juli 2022. Berdasarkan tahun kalender, inflasi berada pada interval 0,02 s.d. 4,39 persen. Inflasi terendah pada Februari 2022 dan tertinggi pada Juli 2022.
Di tengah pandemi Covid-19, beberapa indikator ekonomi dan sosial sempat mengalami penurunan. Namun demikian, seiring dengan program dan kebijakan pemerintah, pada akhir 2021 indikator-indikator tersebut secara perlahan kembali mengalami perbaikan.
Aan