Rabu
(08/02), Kepala BPS Provinsi Lampung, Endang Retno Sri Subiyandani, bersama
Forkopimda, Instansi Vertikal dan Perangkat Daerah Provinsi Lampung menghadiri
Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Tahun 2023 yang dipimpin oleh
Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian, secara virtual di Mahan Agung, Rumah
Dinas Gubernur Provinsi Lampung.
Dalam
sambutannya, Tito mengatakan bahwa inflasi nasional di Bulan Januari 2023
berdasarkan data yang dirilis oleh BPS per 1 Februari 2023 yakni sebesar 5,28
persen, turun dibandingkan inflasi di Bulan Desember 2022 yaitu 5,51 persen.
“Ini berkat
kerja keras kita semua, baik di Pusat maupun di Daerah,” kata Tito.
Dalam
kesempatan yang sama, Kepala BPS, Margo Yuwono, menyampaikan dalam paparannya
menyatakan bahwa tahun 2022 meskipun terjadi penyesuaian harga BBM, bauran
berbagai kebijakan mampu menahan laju inflasi pada 5,51 persen, sehingga
pertumbuhan ekonomi tetap kuat.
"Waspadai
kenaikan inflasi pada rokok, karena merupakan salah satu komoditas yang paling
banyak dikonsumsi masyarakat. Persentase rata-rata pengeluaran perkapita
sebulan menurut kelompok komoditas pada Bulan Maret 2022, rokok dan tembakau
sebesar 6,19 persen atau menempati posisi nomor dua di bawah makanan dan
minuman jadi sebesar 15,64 persen. Selain itu, di level provinsi, bawang merah,
beras dan minyak goreng, menjadi komoditas yang perlu diperhatikan." Ujar
Margo.
Acara
kemudian dilanjutkan dengan Rapat Pembahasan Ketersediaan Pasokan dan
Stabilitas Harga Bahan Pokok Strategis yang dipimpin oleh Gubernur Lampung,
Arinal Djunaidi. Arinal meminta para kepala daerah untuk menjaga harga beras
dan minyak goreng yang harus menjadi perhatian karena komoditas tersebut sangat
memengaruhi angka inflasi.
Sementara
itu, Kepala Bulog, Etik Yulianti, menyatakan siap melakukan operasi pasar di
beberapa tempat. Langkah awal ini dilakukan untuk stabilisasi harga beras yang
belakangan ini cenderung meningkat.
Dalam
kesempatan yang sama, Dinas peternakan menyatakan bahwa kenaikan harga telur di
pasar bukan karena stok telur menipis, tetapi karena naiknya harga pakan ternak
di tingkat petani.
Selanjutnya,
Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Budiyono menyampaikan bahwa pemerintah daerah
harus bersiap dalam menyambut puasa dan hari raya, karena belajar dari
tahun-tahun sebelumnya, beberapa komoditas mengalami kenaikan permintaan,
sehingga harga menjadi naik secara signifikan.
"Kurang
lebih kita punya waktu satu bulan sebelum memasuki bulan puasa dan hari raya Idul
Fitri." tambah Budiyono.
(Aan/Muk)