Abstraksi
Kondisi Mei 2011 hampir sama dengan April 2011, pada Mei 2011 kelompok bahan makanan memberikan
andil yang paling besar dalam pembentukan deflasi di Kota Bandar Lampung. Sementara kelompok yang menjadi
penahan laju deflasi yaitu kelompok sandang dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar. Penurunan
harga berbagai komoditi di kelompok bahan makanan membentuk deflasi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,03
persen.
Ada tiga kelompok pada bulan Mei 2011 yang mengalami penurunan indeks yang menyebabkan deflasi yaitu
kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, dan kelompok kesehatan. Tiga
kelompok lainnya mengalami kenaikan indeks yang menahan laju deflasi adalah kelompok sandang, kelompok
perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar, dan kelompok transpor, komunikasi, & jasa keuangan. Deflasi di Kota
Bandar Lampung menempati peringkat ke 52 dari 66 kota yang diamati perkembangan harganya. Sebanyak 51 kota
mengalami inflasi dan 15 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ambon 1,66 persen, sedangkan
inflasi terendah di Kediri, Denpasar, dan Mataram sebesar 0,02 persen. Deflasi terbesar terjadi di Tarakan sebesar
1,14 persen, sedangkan deflasi terendah di Bandar Lampung sebesar 0,03 persen.
Berdasarkan penghitungan indeks harga konsumen (IHK), deflasi terjadi karena adanya penurunan indeks
pada kelompok pengeluaran bahan makanan 0,29 persen, kelompok kesehatan turun 0,26 persen, dan kelompok
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau turun 0,15 persen. Adapun kelompok pendidikan, rekreasi dan olah
raga tidak mengalami perubahan indeks, sementara kelompok sandang mengalami kenaikan indeks 0,59 persen,
kelompok perumahan naik 0,17 persen, dan kelompok transpor 0,05 persen.
Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil deflasi diantaranya bawang merah, cabe merah, kelapa,
batu bata, gula pasir, bawang putih, cabe hijau, kentang, minyak goreng, shampo, dan ikan mas segar. Inflasi tahun
kalender (point to point) Mei 2011 yaitu 0,97 persen, sedangkan inflasi year on year (yoy) Kota Bandar Lampung
sebesar 9,64 persen.