Abstraksi
November 2011, Kota Bandar Lampung mengalami deflasi. Kelompok bahan makanan; kelompok perumahan,
air, listrik, gas, dan bahan bakar; dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan memberikan andil dalam
pembentukan deflasi di Kota Bandar Lampung. Sedangkan tiga kelompok yang memberikan andil menahan laju
deflasi pada bulan November 2011 yaitu kelompok sandang; kelompok kesehatan; dan kelompok makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau. Perubahan harga berbagai komoditi di enam kelompok pengeluaran tersebut
membentuk deflasi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,19 persen.
Tiga kelompok pengeluaran pada bulan November 2011 mengalami penurunan indeks yang menyebabkan
deflasi, tiga kelompok mengalami kenaikan indeks, dan hanya kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang tidak
mengalami perubahan indeks. Inflasi di Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke 56 dari 66 kota yang diamati
perkembangan harganya. Sebanyak 50 kota yang diamati mengalami inflasi dan 16 kota mengalami deflasi. Inflasi
tertinggi terjadi di Mataram 1,25 persen, sedangkan inflasi terendah di Palembang sebesar 0,02 persen. Deflasi tinggi
dialami oleh Kota Pangkal Pinang sebesar 1,19 persen, sedangkan deflasi rendah terjadi di Kota Samarinda sebesar
0,03 persen.
Berdasarkan penghitungan indeks harga konsumen (IHK), deflasi terjadi karena adanya penurunan indeks
pada kelompok bahan makanan turun 0,93 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar turun 0,03
persen; dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,01 persen. Sementara kelompok-kelompok
yang mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok sandang naik 0,87 persen; kelompok kesehatan naik 0,28 persen;
dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,05 persen.
Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil deflasi diantaranya ikan kembung, ketimun, bayam,
bawang merah, kangkung, ikan mas, ikan teri, ikan selar, sawi hijau, dan minyak goreng. Inflasi tahun kalender (point
to point) November 2011 yaitu 4,04 persen, sedangkan inflasi year on year (yoy) Kota Bandar Lampung sebesar 4,84
persen.